bytenews.id – Sengkang, 24 Juli 2025 — Mahasiswa Pencinta Alam Institut Lamaddukkelleng (MATA ALAM) menyampaikan keprihatinan mendalam atas insiden kebakaran yang terjadi di area depan kampus pada Kamis siang (24/7). Kebakaran yang diduga dipicu oleh puntung rokok ini membakar tumpukan dahan pohon hasil penebangan yang tak kunjung dibersihkan oleh pihak pemerintah daerah.
Dalam pernyataan resminya, MATA ALAM menyoroti kelalaian Pemda yang dianggap tidak tuntas dalam menangani limbah penebangan pohon. Sisa ranting dan dahan kering yang dibiarkan menumpuk dalam waktu lama menciptakan kondisi rawan kebakaran, terlebih di tengah musim kemarau yang melanda wilayah Wajo belakangan ini.
Api dengan cepat meluas dan sempat membakar salah satu baliho kampus Institut Ilmu Hukum dan Ekonomi Lamaddukkelleng. Tidak hanya menimbulkan kepanikan, peristiwa ini juga menjadi alarm bahaya atas minimnya kesadaran dan pengelolaan lingkungan di area publik, khususnya yang dekat dengan kawasan pendidikan.
“Kebakaran ini bukan semata soal api dan asap, tapi juga bentuk kelalaian struktural yang mengancam keselamatan masyarakat dan mahasiswa,” tegas salah satu kader MATA ALAM.
MATA ALAM mendesak Pemda untuk bertanggung jawab atas insiden tersebut. Mereka meminta adanya pembersihan segera terhadap material yang mudah terbakar dan mendorong dilakukannya penghijauan kembali di area terdampak. Menurut mereka, penanganan krisis lingkungan semacam ini tidak bisa hanya dilakukan reaktif, tetapi harus menjadi agenda jangka panjang yang melibatkan seluruh elemen, termasuk kampus dan masyarakat sekitar.
Sebagai bentuk tanggung jawab sosial, MATA ALAM juga menyatakan kesiapannya untuk terlibat aktif dalam aksi gotong royong yang akan digelar pada Jumat (25/7), dengan agenda pembersihan sisa limbah penebangan di sekitar kampus. Mereka juga akan terlibat dalam program reboisasi, edukasi lingkungan, dan advokasi berkelanjutan untuk mendorong kesadaran ekologis.
“Kami siap menjadi bagian dari solusi, bukan hanya suara yang mengkritik. Tapi kami juga akan terus bersuara jika alam kembali dikorbankan,” tutup pernyataan tersebut.
📝Hardiyansyah