Home / Global

Sabtu, 28 Juni 2025 - 14:22 WIB

Israel Chaos Ribuan Warga Ngamuk Tuntut Netanyahu Ganti Rugi Imbas Serangan Dahsyat Rudal Iran

bytenews.id – Global – TEL AVIV – Pemerintah Israel menerima gelombang besar klaim kompensasi dari warganya usai serangan rudal Iran yang berlangsung selama 12 hari, sejak 13 Juni hingga 24 Juni 2025. Berdasarkan laporan harian Yediot Ahronot, hingga saat ini Otoritas Pajak Israel telah menerima lebih dari 38.700 klaim ganti rugi atas kerusakan material yang terjadi selama konflik tersebut.

Dari jumlah tersebut, 30.809 klaim diajukan untuk kerusakan bangunan, 3.713 untuk kendaraan, dan 4.085 lainnya mencakup peralatan serta barang pribadi. Mayoritas klaim berasal dari wilayah Tel Aviv (24.932) dan Ashkelon (10.793) yang menjadi target utama rudal jarak jauh Iran.

Kementerian Hukum Israel mengonfirmasi lonjakan pengajuan klaim dalam 72 jam terakhir. “Situasi ini belum pernah kami alami. Dalam sehari saja, kami menerima lebih dari 11 ribu berkas tuntutan,” kata Mira Goldstein, juru bicara Kementerian Hukum Israel.

Sebagian besar warga tidak hanya menuntut kompensasi atas kerusakan fisik, tapi juga biaya medis dan trauma psikologis, bahkan kerugian finansial akibat kehilangan pekerjaan dan bisnis.

Baca Juga  China Aktifkan Larangan Ekspor Mineral Kritis, Dunia Industri Terancam Lumpuh Total

Di tengah gelombang tuntutan tersebut, laporan dari Financial Express menyebut bahwa Israel telah menghabiskan lebih dari 5 miliar dolar AS (Rp81 triliun) hanya dalam satu minggu untuk operasi militer dan pertahanan udara. Biaya harian perang dilaporkan mencapai 725 juta dolar AS, di mana sebagian besar dialokasikan untuk serangan dan sistem pertahanan rudal seperti Iron Dome.

Namun sistem pertahanan ini dinilai tak mampu sepenuhnya menahan gempuran rudal Iran. “Iron Dome tidak bisa menghalau semuanya. Sekarang rakyat jadi korban,” kritik Amir Ohana, anggota parlemen dari Partai Israel Beiteinu.

Kondisi di lapangan juga memburuk. Palang Merah Israel melaporkan bahwa lebih dari 72 ribu warga telah mengungsi ke kamp-kamp darurat di Negev, Haifa, dan Tiberias, namun dengan kondisi sangat memprihatinkan. Minimnya layanan medis, makanan, dan listrik bahkan memicu kericuhan antar pengungsi.

Baca Juga  Google Perkuat Pertahanan Gmail dengan AI, Tapi Ancaman Penipuan Digital Masih Bayangi 2,5 Juta Pengguna

“Pemerintah terlalu sibuk menyerang Gaza dan Hezbollah, hingga lupa pertahanan dalam negeri,” tegas Ohana lagi.

Sementara itu, dari pihak Iran, Brigjen Ramezan Sharif, juru bicara Garda Revolusi (IRGC), menegaskan bahwa serangan balasan ke Israel adalah bentuk respons atas agresi Israel di Gaza dan pembunuhan jenderal Iran di Damaskus. “Jika Israel menyerang lagi, kami akan hantam jantung Tel Aviv,” ancamnya.

Konflik ini dinilai menjadi salah satu krisis domestik terburuk dalam dua dekade terakhir bagi Israel, di mana rakyat menghadapi tekanan ganda: ketakutan akibat perang dan lambatnya tanggapan pemerintah atas penderitaan mereka.

Kabinet Israel di bawah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tengah mempertimbangkan pembentukan dana darurat nasional untuk menanggulangi krisis, namun proposal ini menuai pertentangan politik dari parlemen.

“Ini bukan hanya konflik luar negeri, tapi krisis kemanusiaan di dalam negeri,” ujar seorang sumber senior di kantor Perdana Menteri. (Anadolu/WSJ/Yediot Ahronot)

(Cender)

Share :

Baca Juga

Global

Pembangunan Kapal Selam Scorpene oleh PT PAL Capai Kemajuan Pesat, Fasilitas Canggih Disiapkan

Global

Iran Tolak Negosiasi Gencatan Senjata, Prioritaskan Serangan Balasan

Global

China Aktifkan Larangan Ekspor Mineral Kritis, Dunia Industri Terancam Lumpuh Total

Global

Insiden Penembakan Menggemparkan: Kandidat Presiden Kolombia, Miguel Uribe, Jadi Korban Serangan Bersenjata

Busines

Perputaran Uang Judi Online Capai Rp1.200 Triliun, Ekonom: Jika Legalkan Kasino, Utang Negara Bisa Lunas

Busines

IUP PT Gag Nikel Dibekukan, Operasi Tambang Dihentikan Sementara

Global

Google Perkuat Pertahanan Gmail dengan AI, Tapi Ancaman Penipuan Digital Masih Bayangi 2,5 Juta Pengguna